Rabu, 05 Desember 2012

KOMPONEN-KOMPONEN PROSES BELAJAR MENGAJAR



A. Komponen Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian Komponen Proses Belajar Mengajar
            Pada hakikatnya yang disebut komponen proses belajar mengajar adalah pengaruh, bimbingan, arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang dimaksud adalah semua aspek yang ada sudah matang yaitu meliputi cipta, rasa dan karsanya.
2. Terjadinya Komponen Proses Belajar Mengajar
            Proses belajar mengajar akan terjadi jika ada pergaulan antara anak didik dengan orang dewasa. Dalam pergaulan ini terjadi tatap muka antara anak didik dan pendidik, sehingga pendidik mengetahui gejala yang nampak pada raut muka perubahan mimik.
            Bagaimana tanda-tanda anak yang senang, kecewa, acuh, terperanjat, tercengang, tergopo-gopo dan lain-lain dapat dilihat jika ada pergaulan. Suasana pergaulan ini pada suatu saat akan berubah menjadi proses pendidik.
3. Menjelaskan Arti Belajar
            Secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Tanpa pengalaman dan latihan sangat sedikit proses belajar dapat berlangsung. Pengalaman adalah segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami oleh setiap orang, sedangkan latihan merupakan kejadian yang dengan sengaja dilakukan oleh setiap      orangsecaraberulang-ulang.
            Dalam pengertian lainnya, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (leaning is defined as the modification or strengthening of behavior though experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan.
            Dengan demikian, belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik (Bloom dkk).
 4. Menjelaskan arti Mengajar
            Adapun mengajar pada dasarnya merupakan suatu kegiatan bertujuan dengan pengertian kegiatan yang terikat oleh tujuan dan dilaksanakan untuk pencapaian tujuan serta terarah pada tujuan. Jadi, mengajar dapat dikatakan berhasil apabila anak-anak belajar sebagai akibat usaha mengajar itu. Oleh karena itu, ada beberapa pengertian mengajar yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :
1.       Mengajar adalah usaha guru membimbing, mengarahkan atau mengorganisir belajar. Mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar ia dapat menerima, memahami, menaggapi, menghayati, memiliki, menguasai dan mengembangkannya. Jadi mengajar itu mempunyai tujuan antara lain agar siswa dapat memperoleh pengetahuan, kemudian dapat pula mengambangkan pengetahuan itu.
2.       Mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara siswa dan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan.
3.       Rumusan lain menyatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan pada anak. Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
            Dari rumusan pengertian mengajar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan mengajar bukan hanya berpusat pada guru (teacher-centered) tetapi juga pada aktifitas anak didik (pupil centered).
            Dalam arti anak tidak bersifat pasif tetapi justru aktifitasnya yang diharapkan nampak dari hasil mengajar guru.Dalam hal ini guru berperan sebagai manager of learning, guru berperan sebagai fasilitator.
            Dengan demikian, maka yang dimaksud proses belajar mengajar adalah proses mengorganisasi tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian sehingga satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses belajar mengajar juga merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

5. Keterampilan Mengajar Guru
            Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional keterampilan ini menunjukan bagaimana guru memperlihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung, terdiri dari :
  1. Keterampilan membuka pelajaran ,adalah kegiatan guru untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental dan sekaligus menimbulkan perhatikan siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
  2. Keterampilan menutup pelajaran, adalah kegiatan guru untuk mengakhiri proses belajar mengajar.
  3. Keterampilan menjelaskan, adalah usaha penyajian materi pembelajaran yang diorganisasikan secara sistematis
  4. Keterampilan mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan siklus belajar yang kondusif
  5. Keterampilan bertanya, adalah usaha guru untuk mengoptimalkan kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa
  6. Keterampilan memberi penguatan adalah suatu respons positif yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik (benar) atau kurang baik (salah)
  7. Keterampilan memberi variasi, adalah usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, gerak, kontak mata, semangat)
    Tahapan proses belajar mengajar adalah urutan prosedur pembelajaran yang diupayakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran atau mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
            Prosedur ini lazimnya terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap penyajian (inti) dan tahap penutup. De Porter mengajukan lima tahap (TUNDUR) yaitu tahap tumbuhkan tahap alami, tahap namai, tahap demonstrasikan, tahap ulangi, dan tahap rayakan. Pendapat lain Dick Carey mengemukakan lima tahapan pembelajaran, yaitu tahap pra pembelajaran, tahap penyampaian informasi, tahap partisipasi siswa, tahap tes dan tahap tindak lanjut. Ketiga pandangan ini walaupun berbeda tetapi mempunyai makna yang sama. Perhatikan bagan dibawah ini dan contoh implementasinya.
Pendahuluan, Inti , Penutup
Tumbuhkan  Alami, Namai, Demonstrasikan
Ulangi dan rayakan
Pra Pembelajaran
Penyampaian informasi, partisipasi siswa
Tes dan tindak lanjut
6. Faktor-faktor yang Menimbulkan Wibawa Seorang Guru dalam Proses Belajar Mengajar
            Suatu hal yang harus dimiliki seorang guru agar berhasil dalam menjalankan tugasnya yaitu kewibawaan. Banyak pengaruh lahir yang menyebabkan seorang berwibawa yaitu:
  1. Wibawa dapat datang karena kekuasaan atau kedudukan yaitu tinggi
  2. Wibawa dapat datang dari kekayaan
  3. Wibawa dapat datang dari kekuatan orang yang kuat serta besar badannya
  4. Wibawa juga dapat datang dari keahlian
            Kewibawaan yang datang dari faktor tersebut diatas hanyalah bersifat semu belaka, karena kewibawaan yang timbul berdasarkan sesuatu dari luar mudah hilang. Apabila ia sudah tidak memiliki hal-hal yang dapat diandalkan tersebut, kewibawaan yang sesungguhnya tidaklah demikian, karena ia merupakan hasil pertumbuhan dari dalam diri seseorang yang disempurnakan oleh hasil penerapan dari berbagai pengalaman hidup, sehingga terbentuklah pribadi yang bulat dan direalisasikan keluar dalam perbuatan, sikap yang dapat dilihat orang lain.
            Faktor guru atau pendidikan merupakan faktor penting dalam konsepsi pendidikan apabila ia merasa mempunyai tugas untuk mendidik, dalam hal ini ada dua macam tugas yang dikemukakan oleh Dr. J. Waterink dalam bukunya: Theory Der Opeuding, yaitu :
  1. Tugas moral
  2. Tugas kedinasan (Tafsir, 2000 : 16)
Kedua tugas inilah yang merupakan norma atau kriteria bagi seseorang yang mendapat sebutan sebagai pendidik. Dalam hal ini tugas seorang guru bukan hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik dalam rangka membimbing dan memberi pengaruh terhadap perkembangan diri anak didik berdasarkan tujuan pendidikan.
7. Beberapa Kriteria Guru yang Berwibawa dalam Proses Belajar Mengajar
            Ada beberapa kriteria guru yang baik menurut Drs. Japri dalam bukunya Pengantar Didaktik antara lain adalah :
  1. Guru harus mengenal dan memenuhi murid nya
  2. Guru harus menguasai bahan pelajaran yang diajarkannya
  3. Guru harus menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran yang diajarkannya.
  4. Guru harus menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan anak masing-masing.
  5. Guru harus mengaktifkan murid dalam hal belajar
  6. Guru harus menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.
  7. Guru harus mengembangkan pengertian pada anak dalam hal belajar.
  8. Guru yang baik harus mengetahui tujuan pelajaran yang akan diajarkan
  9. Guru yang baik tidak terikat oleh sesuatu teks book tertentu.
  10. Guru yang baik tidak hanya mengajar tapi juga mendidik dalam arti membentuk pribadi murid-murid.
8. Komponen-komponen dalam Proses Pembelajaran yang Harus Dilakukan   Guru
Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama dan yang paling terpenting dalam sistem pembelajaran, karena ia akan membawa alam berfikir peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut ke arah yang diinginkan.
Mengenai komponen pembelajaran Wina Sanjaya menyatakan “proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi (berhubungan). Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi.” Ada beberapa komponen dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan guru agar tujuan dari proses pembelajaran tercapai yaitu:
  1. Menentukan tujuan yang spesifik, tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam bentuk perilaku akhir peserta didik. Setiap pendidik harus menyadari bahwa penentuan tujuan dalam proses pembelajaran adalah penting. Perumusan tujuan itu harus jelas yaitu bagaimana seharusnya peserta didik berperilaku pada akhir pembelajaran.
  2. Pelaku pembelajaran secara langsung yaitu guru dan peserta didik.
  3. Materi pelajaran, teridiri dari materi formal yang di dapat dari buku-buku teks resmi (buku paket) sekolah dan materi informal yang di dapat dari lingkungan sekitar dengan maksud agar proses pembelajaran lebih relevan dan aktual.
  4. Metode pembelajaran.
  5. Media pembelajaran, keberhasilan program pembelajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh pendidik.
  6. Faktor administrasi dan finansial, seperti jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar.
  7. Mengadakan penilaian pendahuluan, pendidik memeriksa perilaku awal peserta didik, langkah ini didasarkan dalam perubahan.
Hal ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan pada diri siswa dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir setelah belajar. Dengan penilaian pendahuluan, pendidik dapat mengetahui apakah siswa sudah atau belum memiliki jenis perilaku yang hendak dikembangkan, karena mungkin kemampuan siswa jauh lebih besar dari pada yang diperkirakan guru, begitu pula sebalikanya. Selain itu dengan penilaian pendahuluan, guru dapat mengetahui keadaan setiap peserta didik yang mungkin memerlukan variasi tujuan dan prosedur pembelajaran. Bahwa dengan tindakan penilaian pendahuluan, guru dapat mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan peserta didik agar tidak  terjadi pemberian materi ajar yang tidak terbutuhkan.
  1. Merencanakan program pengajaran, pada langkah ini guru merencanakan program pembelajaran yang dapat mengantarnya untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki.
Tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas sangat membantu guru dalam membuat program perencanaan.
  1. Evaluasi, untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai atau belum maka penilaian harus memainkan fungsi dan peranannya. Dengan kata lain, penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi komponen-komponen yang digunakan pada setiap lembaga sekolah berbeda satu sama lain dan komponen tersebut senantiasa mengalami perubahan, terutama komponen peserta didik.
9. Komponen-komponen yang Melibatkan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
            Komponen-komponen yang menentukan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi: siswa, guru, materi, tempat, waktu, dan fasilitas.
            a. Siswa
            Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kemp(1997:4),” students are the center of the teaching and learning process, so they have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction from planning to evaluation.” Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown(1987:115) menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa. “The foreign language learner who is intrinsically meeting in needs in learning the language will positively motivated to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and direct their energies to the learning task.”
            b. Guru
            Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif.
            Breen dan Candlin dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.
            c. Materi
            Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
  1. Adanya teks yang menarik
  2. Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berfikir siswa
  3. Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki
  4. Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
            d. Tempat
            Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
            e. Waktu
            Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru.
            Menurut Burden dan Byrd (1999: 23), kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
            f. Fasilitas
            Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.
B. Hal Yang Bersangkutan Dengan Profesional (Keahlian) Dalam Mengajar
            Guru dalam rangka melaksanakan tugas mengajar di dalam kelas dituntut untuk memenuhi syarat profesional agar dapat memberikan pelajaran dengan baik kepada anak didik.
Dalam hal ini ada dua golongan sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan profesi atau keahlian, yaitu :
  1. Memiliki ilmu pengetahuan keguruan
  2. Menguasai materi/bahan pelajaran yang akan disajikan
            Pada dasarnya dalam melaksanakan pengajaran guru harus berpedoman kepada dasar-dasar Didaktik, sebagai alat utama dalam proses belajar mengajar. Dasar-dasar itu dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Dasar-dasar untuk memperoleh dan mempererat bahan pengajaran yang telah di terima anak.
  2. Dasar-dasar untuk memudahkan murid menerima bahan pelajaran pemusatan perhatian, keaktifan, peragaan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan murid.
  3. Dasar-dasar untuk memenuhi kebutuhan anak didalam lingkungan praktis, profesional
Berdasarkan hal tersebut diatas dalam proses belajar mengajar akan terjalin hubungan yang baik antara guru dan murid, sehingga dapat memperbesar perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diajarkan.
Demikianlah prinsip dasar yang dapat menimbulkan wibawa pendidikan bagi guru dalam rangka menunjang proses belajar mengajar.
C. Kepribadian Guru Dalam Menunjang Tercapainya Tujuan Proses Belajar Mengajar
            Pencapaian tujuan proses belajar mengajar yang diinginkan seorang guru harus terlebih dahulu menjelaskan cara-cara mengajar yang baik melalui metode-metode mengajar
            Adapun cara mengajar atau metode yang dapat digolongkan kedalam metode interaksi secara individual dan metode interaksi secara kelompok.
    1. Metode interaksi secara individual meliputi:
a.    Penerangan melalui metode ceramah
b.   Membuka dialog melalui tanya jawab
c.    Mencari alternatif melalui metode diskusi
d.   Meningkatkan keterampilan melalui latihan
e.    Mengalami melalui demonstrasi dan eksperimen
f.    Menguji kemahiran melalui pelaksanaan tugas
g.   Memperluas cakrawala melalui karya wisata
h.   Memupuk ke gotong-royong melalui kerja kelompok.
2.Metode interaksi secara kelompok meliputi:
a.    Panel
b.   Symposium
c.    Musyawarah kerja
d.   Seminar
e.    Forum
f.    Sosiodrama
g.   Psikodrama (Winarno Surakhmad, 1982:97)
     D. Kegiatan Belajar Mengajar
            Guru dalam menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif dengan topik sabar dan akhlak terpuji. Kegiatan belajar mengajarnya sebagai berikut:
a.     Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
b.    Pemberian lembar kerja siswa (lks)
c.     Penjelasan guru secara singkat tentang topik ajar
d.    Siswa mempelajari lks
e.     Siswa berdiskusi
f.     Siswa menuliskan laporan diskusi
g.    Siswa melaporkan hasil diskusi
v  Membangun minat dalam proses belajar mengajar
    1. Kemukakan cerita atau visual yang menarik : sajikan anekdot, cerita fiksi, kartun atau grafik yang dapat memenuhi perhatian peserta didik terhadap apa yang anda kerjakan.
    2. Buatlah kasus problem : kemukakan suatu problem disekitar ceramah yang anda susun.
    3. Test pertanyaan : berilah peserta didik sebuah pertanyaan untuk mencari tahu apakah mereka sebelumnya telah memiliki sedikit pengetahuan tentang nya sehingga mereka akan termotivasi untuk mendengarkan ceramah anda.
v  Komponen-komponen yang Terkandung dalam Kegiatan Belajar Mengajar meliputi :
a. Tujuan
            Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik baik dalam lingkungan sosialnya maupun diluar sekolah. Tujuan pengajara adalah deskripsi tentang penampilan prilaku siswa yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.
b. Bahan Pelajaran
            Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan.
 Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya. Sedangka bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajara yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
c. Kegiatan Belajar Mengajar
            Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, dan akan menentukan sejauh mana tujuan  yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itulah, siswa yang lebih aktif dan guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.
d. Metode
            Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya, bila tidak menguasai metode mengajar.
e. Alat
            Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yakni sebagai perlengkapan, pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, kapur tulis, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya.
f. Sumber Belajar
            Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana, misalnya disekolah,
halaman, pusat kota, pedesaan, dan sebagainya.
Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut,
 tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
E. Masalah Guru
            Setiap guru mempunyai tanggung jawab mutlak untuk menciptakan dan mengarahkan keterlibatan setiap siswanya dalam kegiatan proses belajar untuk mencapai kematangan tertentu yang berdasarkan tujuan pengajaran yang hendak dicapainya, untuk itu sudah barang tentu seorang guru harus memiliki dedikasi. seorang guru harus ditunjukkan dengan penguasaan kemampuan dasar seorang guru, antara lain :
            a. Seorang guru itu harus mengenal setiap siswa yang di didiknya.
            Pengenalan terhadap siswa itu tidak hanya didasarkan pada sifat-sifat umumnya dan kebutuhan pada umumnya dimiliki oleh setiap siswa, atau bukan mengenal cara-cara siswa pada umumnya belajar, tetapi harus peka dan mengetahui secara khusus sifat, kebutuhan, minat, pribadi serta aspirai setiap siswa itu.
b. Seorang guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan.
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa agar siswa dapat melakukan kegiatan secara optimal. Keberartian bimbingan yang diberikan guru banyak tergantung pada kapasitas kemampuan intelektual dan pengetahuan guru, juga pengetahuan untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dari setiap anak didiknya, baik perkembangan dibidang emosi, dibidang minat dan kecakapan-kecakapan khusus. Dengan mengetahui tingkatan-tingkatan perkembangan siswa, seorang guru dapat menyusun rencana dan kebijakan atas dasar pengetahuan itu, sehingga siswa-siswanya benar-benar mengalami pendidikan yang menyeluruh.
c. Seorang guru harus mengetahui dan mengerti tujuan pendidikan nasional.
Pengetahuan tentang tujuan pendidikan nasional mutlak bagi setiap guru, seorang guru harus mampu memahami dan menjabarkan arah dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan dan khususnya pembangunan pendidikan. Hal ini memudahkan guru untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan kecakapan siswanya sebagaimana yang dikehendaki oleh kebutuhan pembangunan.
d. Seorang guru harus memiliki pengetahuan utuh dan mengenai ilmu yang diajarkan.
Tugas guru yang utama, tentunya men transfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Diantara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari seorang guru akan menjadi bekal anak didik usaha dan untuk kemajuan hidup yang nyata dari suatu masyarakat atau individu. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seorang guru, untuk memiliki ilmu yang diajarkannya.
Kemampuan dasar seorang guru ini harus benar-benar kelihatan nya dalam praktek pengajar. Hal ini disebabkan dalam kenyataan, guru menjadi sumber belajar yang paling utama. Guru berperan sebagai sumber informasi dan penyampaian informasi.
F. Perasaan dan Emosi Siswa
            Belajar merupakan proses yang aktif, sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai kegiatan belajar sebagai suatu tanggapan (respon) siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin sisa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Dengan kata lain, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar menjadi syarat mutlak untuk mencapai hasil belajar yang dikehendaki itu. Partisipasi siswa ini, tentunya sangat tergantung pada bagaimana seorang guru mampu membangkitkan dan merangsang suasana hati atau perasaan dan emosi siswa tertantang melakukan kegiatan belaja.
            Perasaan dan emosi siswa ini, tentunya sangat terpengaruh pada sikap, penampilan guru ketika mengajar dan cara-cara guru mengajar serta cara-cara guru berkomunikasi pada setiap anak didik. Sebagai gambaran dari hasil penelitian pelajar dan mahasiswa yang dilakukan Prof. Dr. winarmno Surakhmad, M.Sc. Ed dalam bukunya “Metode Pengajaran Nasional” menyimpulkan guru yang paling disukai yaitu guru :
1.  Bersikap ramah dan bersedia memahami setiap orang
2.  Bersikap sabar dan suka membantu, memberi perasaan tenang
3.  Adil dan tidak memihak, tegas
4.  Cerdas dan mempunyai minat yang berbagai ragam (Luas)
5.  Memiliki rasa humor dan kesegaran pergaulan
6.  Memperhatikan tingkah laku dan lahiriah yang menarik.
TUJUAN KHUSUS PENGAJARAN MATEMATIKA DALAM KURIKULUM SMA
            Perencanaan dan pengembangan kurikulum merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan tekat mendalam dari konvrehensif untuk memenuhi syarat kelayakan. Dinamika perkembangan bangsa Indonesia dewasa ini, menuntun bahwa perkembnagan kurikulum perlu memperhatikan isu-isu mutakhir dalam bidang pendidikan, persoalan-persoalan yang muncul dilapangan, variasi sekolah, tenaga kependidikan, minat dan kemampuan siswa. Serta tuntutan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pendidikan formal kurikulum merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengajaran, karena pengajaran berpangkal padanya. Antara pengajaran dan kurikulum terdapat hubungan yang cukup erat sehingga tidak dapat terpisahkan satu sama lain.
Dalam kurikulum terangkum pula pengajaran yang menentukan kemana dan bagaiman seorang anak didik diarahkan dalam perkembangan segenap potensinya.
            Kurikulum matematika yang disusun harus ditangani oleh guru-guru yang memiliki kompetensi, karena pelaksanaan kurikulum sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilan seorang guru. Segala usaha dikerahkan guru agar siswa berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan matematika untuk dapat memecahkan masalah-masalah matematika itu sendiri maupun yang berhubungan dengan ilmu yang lain.
            Tujuan mempelajari matematika yang dikemukakan oleh Andi Hakim Nasution yaitu sebagai berikut:
  1. Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
  2. Dengan penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala sesuatu dalam pengambilan keputusan.
  3. Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
  4. Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
  5. Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat, dan jelas kepada orang lain.
            Tujuan khusus pengajaran matematika SMA dan MA adalah agar siswa memiliki kemampuan yang dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke perguruan tinggi serta mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari SD dan SMP yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai pandangan dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin serta menghargai kegiatan matematika.
            Di samping kurikulum keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan tenaga pengajar dibidangnya, dan keberhasilan tersebut terjadi apabila ada sesuatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
            Dengan kata lain, supaya tujuan pengajaran matematika itu tercapai maka semua komponen-komponen yang ada didalamnya harus diorganisir sedemikian rupa sehingga antara komponen-komponen tersebut dapat bekerja sama dengan harmonis. Oleh karena itu mengembangkan suatu sistem pembelajaran, guru tidak boleh hanya memperhatikan bahwa sesungguhnya pengajaran itu adalah sebagai suatu sistem.









1 komentar: