A. Komponen Proses Belajar Mengajar
1. Pengertian Komponen Proses Belajar Mengajar
Pada hakikatnya
yang disebut komponen proses belajar mengajar adalah pengaruh, bimbingan,
arahan dari orang dewasa kepada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa,
mandiri dan memiliki kepribadian yang utuh dan matang. Kepribadian yang
dimaksud adalah semua aspek yang ada sudah matang yaitu meliputi cipta, rasa
dan karsanya.
2. Terjadinya Komponen Proses Belajar Mengajar
Proses belajar
mengajar akan terjadi jika ada pergaulan antara anak didik dengan orang dewasa.
Dalam pergaulan ini terjadi tatap muka antara anak didik dan pendidik, sehingga
pendidik mengetahui gejala yang nampak pada raut muka perubahan mimik.
Bagaimana
tanda-tanda anak yang senang, kecewa, acuh, terperanjat, tercengang,
tergopo-gopo dan lain-lain dapat dilihat jika ada pergaulan. Suasana pergaulan
ini pada suatu saat akan berubah menjadi proses pendidik.
3. Menjelaskan Arti Belajar
Secara umum belajar
dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau latihan. Tanpa pengalaman dan
latihan sangat sedikit proses belajar dapat berlangsung. Pengalaman adalah
segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami
oleh setiap orang, sedangkan latihan merupakan kejadian yang dengan sengaja
dilakukan oleh setiap orangsecaraberulang-ulang.
Dalam pengertian
lainnya, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(leaning is defined as the modification or strengthening of behavior though
experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan.
Dengan demikian,
belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di rumah
atau di sekolah secara formal. Perubahan-perubahan perilaku ini merupakan hasil
belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik
(Bloom dkk).
4. Menjelaskan arti
Mengajar
Adapun mengajar
pada dasarnya merupakan suatu kegiatan bertujuan dengan pengertian kegiatan
yang terikat oleh tujuan dan dilaksanakan untuk pencapaian tujuan serta terarah
pada tujuan. Jadi, mengajar dapat dikatakan berhasil apabila anak-anak belajar
sebagai akibat usaha mengajar itu. Oleh karena itu, ada beberapa pengertian
mengajar yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :
1.
Mengajar adalah usaha guru membimbing, mengarahkan atau
mengorganisir belajar. Mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan menyampaikan
bahan pelajaran kepada siswa agar ia dapat menerima, memahami, menaggapi,
menghayati, memiliki, menguasai dan mengembangkannya. Jadi mengajar itu
mempunyai tujuan antara lain agar siswa dapat memperoleh pengetahuan, kemudian
dapat pula mengambangkan pengetahuan itu.
2.
Mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau
mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara siswa
dan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut
proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan.
3.
Rumusan lain menyatakan bahwa mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada anak. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan pada anak.
Mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar.
Dari rumusan pengertian
mengajar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan mengajar bukan hanya
berpusat pada guru (teacher-centered) tetapi juga pada aktifitas anak didik (pupil
centered).
Dalam arti anak
tidak bersifat pasif tetapi justru aktifitasnya yang diharapkan nampak dari
hasil mengajar guru.Dalam hal ini guru berperan sebagai manager of learning,
guru berperan sebagai fasilitator.
Dengan demikian,
maka yang dimaksud proses belajar mengajar adalah proses mengorganisasi tujuan,
bahan, metode dan alat serta penilaian sehingga satu sama lain saling
berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar pada
diri peserta didik seoptimal mungkin menuju terjadinya perubahan tingkah laku
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses belajar mengajar juga merupakan
suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
5. Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan
mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara
profesional keterampilan ini menunjukan bagaimana guru memperlihatkan
perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung, terdiri dari :
- Keterampilan membuka pelajaran ,adalah kegiatan guru untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental dan sekaligus menimbulkan perhatikan siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
- Keterampilan menutup pelajaran, adalah kegiatan guru untuk mengakhiri proses belajar mengajar.
- Keterampilan menjelaskan, adalah usaha penyajian materi pembelajaran yang diorganisasikan secara sistematis
- Keterampilan mengelola kelas, yaitu kegiatan guru untuk menciptakan siklus belajar yang kondusif
- Keterampilan bertanya, adalah usaha guru untuk mengoptimalkan kemampuan menjelaskan melalui pemberian pertanyaan kepada siswa
- Keterampilan memberi penguatan adalah suatu respons positif yang diberikan guru kepada siswa yang melakukan perbuatan baik (benar) atau kurang baik (salah)
- Keterampilan memberi variasi,
adalah usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima
pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi
kegiatan siswa dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, gerak, kontak mata,
semangat)
Tahapan proses belajar mengajar adalah urutan prosedur pembelajaran yang diupayakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran atau mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
Prosedur ini
lazimnya terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, tahap penyajian
(inti) dan tahap penutup. De Porter mengajukan lima tahap (TUNDUR) yaitu tahap
tumbuhkan tahap alami, tahap namai, tahap demonstrasikan, tahap ulangi, dan
tahap rayakan. Pendapat lain Dick Carey mengemukakan lima tahapan pembelajaran,
yaitu tahap pra pembelajaran, tahap penyampaian informasi, tahap partisipasi
siswa, tahap tes dan tahap tindak lanjut. Ketiga pandangan ini walaupun berbeda
tetapi mempunyai makna yang sama. Perhatikan bagan dibawah ini dan contoh
implementasinya.
Pendahuluan, Inti , Penutup
Tumbuhkan Alami, Namai, Demonstrasikan
Ulangi dan rayakan
Ulangi dan rayakan
Pra
Pembelajaran
Penyampaian informasi, partisipasi siswa
Tes dan tindak lanjut
6. Faktor-faktor yang
Menimbulkan Wibawa Seorang Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Suatu hal yang
harus dimiliki seorang guru agar berhasil dalam menjalankan tugasnya yaitu
kewibawaan. Banyak pengaruh lahir yang menyebabkan seorang berwibawa yaitu:
- Wibawa dapat datang karena kekuasaan atau kedudukan yaitu tinggi
- Wibawa dapat datang dari kekayaan
- Wibawa dapat datang dari kekuatan orang yang kuat serta besar badannya
- Wibawa juga dapat datang dari keahlian
Kewibawaan yang
datang dari faktor tersebut diatas hanyalah bersifat semu belaka, karena
kewibawaan yang timbul berdasarkan sesuatu dari luar mudah hilang. Apabila ia
sudah tidak memiliki hal-hal yang dapat diandalkan tersebut, kewibawaan yang
sesungguhnya tidaklah demikian, karena ia merupakan hasil pertumbuhan dari
dalam diri seseorang yang disempurnakan oleh hasil penerapan dari berbagai
pengalaman hidup, sehingga terbentuklah pribadi yang bulat dan direalisasikan
keluar dalam perbuatan, sikap yang dapat dilihat orang lain.
Faktor guru atau
pendidikan merupakan faktor penting dalam konsepsi pendidikan apabila ia merasa
mempunyai tugas untuk mendidik, dalam hal ini ada dua macam tugas yang dikemukakan
oleh Dr. J. Waterink dalam bukunya: Theory Der Opeuding, yaitu :
- Tugas moral
- Tugas kedinasan (Tafsir, 2000 : 16)
Kedua tugas inilah yang merupakan norma atau kriteria bagi
seseorang yang mendapat sebutan sebagai pendidik. Dalam hal ini tugas seorang
guru bukan hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik dalam rangka membimbing
dan memberi pengaruh terhadap perkembangan diri anak didik berdasarkan tujuan
pendidikan.
7. Beberapa Kriteria Guru yang Berwibawa dalam Proses Belajar Mengajar
Ada beberapa kriteria
guru yang baik menurut Drs. Japri dalam bukunya Pengantar Didaktik antara lain
adalah :
- Guru harus mengenal dan memenuhi murid nya
- Guru harus menguasai bahan pelajaran yang diajarkannya
- Guru harus menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran yang diajarkannya.
- Guru harus menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan anak masing-masing.
- Guru harus mengaktifkan murid dalam hal belajar
- Guru harus menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.
- Guru harus mengembangkan pengertian pada anak dalam hal belajar.
- Guru yang baik harus mengetahui tujuan pelajaran yang akan diajarkan
- Guru yang baik tidak terikat oleh sesuatu teks book tertentu.
- Guru yang baik tidak hanya mengajar tapi juga mendidik dalam arti membentuk pribadi murid-murid.
8. Komponen-komponen dalam Proses Pembelajaran yang Harus
Dilakukan Guru
Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama dan yang paling
terpenting dalam sistem pembelajaran, karena ia akan membawa alam berfikir
peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut ke arah yang diinginkan.
Mengenai komponen pembelajaran Wina Sanjaya menyatakan “proses
pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterelasi (berhubungan). Komponen-komponen tersebut adalah
tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan
evaluasi.” Ada beberapa komponen dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan
guru agar tujuan dari proses pembelajaran tercapai yaitu:
- Menentukan tujuan yang spesifik, tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara spesifik dalam bentuk perilaku akhir peserta didik. Setiap pendidik harus menyadari bahwa penentuan tujuan dalam proses pembelajaran adalah penting. Perumusan tujuan itu harus jelas yaitu bagaimana seharusnya peserta didik berperilaku pada akhir pembelajaran.
- Pelaku pembelajaran secara langsung yaitu guru dan peserta didik.
- Materi pelajaran, teridiri dari materi formal yang di dapat dari buku-buku teks resmi (buku paket) sekolah dan materi informal yang di dapat dari lingkungan sekitar dengan maksud agar proses pembelajaran lebih relevan dan aktual.
- Metode pembelajaran.
- Media pembelajaran, keberhasilan program pembelajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh pendidik.
- Faktor administrasi dan finansial, seperti jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar.
- Mengadakan penilaian pendahuluan, pendidik memeriksa perilaku awal peserta didik, langkah ini didasarkan dalam perubahan.
Hal ini untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan pada diri siswa dengan membandingkan antara kondisi awal dengan
kondisi akhir setelah belajar. Dengan penilaian pendahuluan, pendidik dapat
mengetahui apakah siswa sudah atau belum memiliki jenis perilaku yang hendak
dikembangkan, karena mungkin kemampuan siswa jauh lebih besar dari pada yang
diperkirakan guru, begitu pula sebalikanya. Selain itu dengan penilaian
pendahuluan, guru dapat mengetahui keadaan setiap peserta didik yang mungkin
memerlukan variasi tujuan dan prosedur pembelajaran. Bahwa dengan tindakan
penilaian pendahuluan, guru dapat mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan
peserta didik agar tidak terjadi pemberian materi ajar yang tidak
terbutuhkan.
- Merencanakan program pengajaran, pada langkah ini guru merencanakan program pembelajaran yang dapat mengantarnya untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki.
Tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas
sangat membantu guru dalam membuat program perencanaan.
- Evaluasi, untuk menetapkan apakah tujuan telah tercapai atau belum maka penilaian harus memainkan fungsi dan peranannya. Dengan kata lain, penilaian berperan sebagai barometer untuk mengukur tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Kondisi komponen-komponen yang digunakan pada setiap lembaga sekolah berbeda satu sama lain dan komponen tersebut senantiasa mengalami perubahan, terutama komponen peserta didik.
9. Komponen-komponen yang
Melibatkan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar
Komponen-komponen
yang menentukan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar meliputi:
siswa, guru, materi, tempat, waktu, dan fasilitas.
a. Siswa
Siswa adalah inti
dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Kemp(1997:4),” students are the center of the teaching and learning process, so
they have to be involved in almost all the phrases of the classroom interaction
from planning to evaluation.” Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri,
Brown(1987:115) menekankan pentingnya perhatian pada motivasi belajar siswa.
“The foreign language learner who is intrinsically meeting in needs in learning
the language will positively motivated to learn. When students are motivated to
learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and
direct their energies to the learning task.”
b. Guru
Selain siswa,
faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan
penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif.
Breen dan Candlin
dalam Nunan(1989:87) mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator
dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga
bertindak sebagai pengamat.
c. Materi
Materi juga
merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik
dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
- Adanya teks yang menarik
- Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berfikir siswa
- Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki
- Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
d. Tempat
Ruang kelas adalah tempat dimana
proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan
berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang berbeda. Dalam hal
mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan
suasana yang nyaman di kelas.
e. Waktu
Alokasi waktu untuk melakukan
aktivitas dalam proses belajar mengajar juga menentukan teknik dan metode yang
akan diterapkan oleh guru.
Menurut Burden dan Byrd (1999: 23),
kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang
bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa.
Guru harus berperan sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa
setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses
pembelajaran.
f. Fasilitas
Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung
proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru
menggunakan media pembelajaran.
B. Hal Yang Bersangkutan
Dengan Profesional (Keahlian) Dalam Mengajar
Guru dalam rangka
melaksanakan tugas mengajar di dalam kelas dituntut untuk memenuhi syarat
profesional agar dapat memberikan pelajaran dengan baik kepada anak didik.
Dalam hal ini ada dua golongan sebagai disiplin ilmu yang
berhubungan dengan profesi atau keahlian, yaitu :
- Memiliki ilmu pengetahuan keguruan
- Menguasai materi/bahan pelajaran yang akan disajikan
Pada dasarnya
dalam melaksanakan pengajaran guru harus berpedoman kepada dasar-dasar
Didaktik, sebagai alat utama dalam proses belajar mengajar. Dasar-dasar itu
dapat digolongkan sebagai berikut:
- Dasar-dasar untuk memperoleh dan mempererat bahan pengajaran yang telah di terima anak.
- Dasar-dasar untuk memudahkan murid menerima bahan pelajaran pemusatan perhatian, keaktifan, peragaan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan murid.
- Dasar-dasar untuk memenuhi kebutuhan anak didalam lingkungan praktis, profesional
Berdasarkan hal tersebut diatas dalam proses
belajar mengajar akan terjalin hubungan yang baik antara guru dan murid,
sehingga dapat memperbesar perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan
diajarkan.
Demikianlah prinsip dasar yang dapat menimbulkan wibawa pendidikan
bagi guru dalam rangka menunjang proses belajar mengajar.
C. Kepribadian Guru Dalam Menunjang Tercapainya Tujuan Proses
Belajar Mengajar
Pencapaian tujuan
proses belajar mengajar yang diinginkan seorang guru harus terlebih dahulu
menjelaskan cara-cara mengajar yang baik melalui metode-metode mengajar
Adapun cara
mengajar atau metode yang dapat digolongkan kedalam metode interaksi secara
individual dan metode interaksi secara kelompok.
- Metode interaksi secara individual meliputi:
a. Penerangan melalui
metode ceramah
b. Membuka dialog melalui
tanya jawab
c. Mencari alternatif
melalui metode diskusi
d. Meningkatkan
keterampilan melalui latihan
e. Mengalami melalui
demonstrasi dan eksperimen
f. Menguji kemahiran
melalui pelaksanaan tugas
g. Memperluas cakrawala
melalui karya wisata
h. Memupuk ke gotong-royong
melalui kerja kelompok.
2.Metode interaksi
secara kelompok meliputi:
a. Panel
b. Symposium
c. Musyawarah kerja
d. Seminar
e. Forum
f. Sosiodrama
g. Psikodrama (Winarno
Surakhmad, 1982:97)
D. Kegiatan Belajar
Mengajar
Guru dalam
menggunakan pendekatan cara belajar siswa aktif dengan topik sabar dan akhlak
terpuji. Kegiatan belajar mengajarnya sebagai berikut:
a. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok
b. Pemberian lembar kerja
siswa (lks)
c. Penjelasan guru secara
singkat tentang topik ajar
d. Siswa mempelajari lks
e. Siswa berdiskusi
f. Siswa menuliskan laporan
diskusi
g. Siswa melaporkan hasil
diskusi
v Membangun minat dalam
proses belajar mengajar
- Kemukakan cerita atau visual yang menarik : sajikan anekdot, cerita fiksi, kartun atau grafik yang dapat memenuhi perhatian peserta didik terhadap apa yang anda kerjakan.
- Buatlah kasus problem : kemukakan suatu problem disekitar ceramah yang anda susun.
- Test pertanyaan : berilah peserta didik sebuah pertanyaan untuk mencari tahu apakah mereka sebelumnya telah memiliki sedikit pengetahuan tentang nya sehingga mereka akan termotivasi untuk mendengarkan ceramah anda.
v Komponen-komponen yang Terkandung dalam Kegiatan Belajar Mengajar
meliputi :
a. Tujuan
Dalam kegiatan
belajar mengajar, tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam
kegiatannya dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dalam
pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan
kata lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada
anak didik baik dalam lingkungan sosialnya maupun diluar sekolah. Tujuan
pengajara adalah deskripsi tentang penampilan prilaku siswa yang kita harapkan
setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan.
b. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran
adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa
bahan pelajaran maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan.
Ada dua persoalan dalam
penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan
bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang
menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya.
Sedangka bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajara yang
dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok.
c. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar
mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar
akan melibatkan semua komponen pengajaran, dan akan menentukan sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam
sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi
itulah, siswa yang lebih aktif dan guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator.
d. Metode
Metode adalah
suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya, bila tidak menguasai
metode mengajar.
e. Alat
Alat adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran,
alat mempunyai fungsi yakni sebagai perlengkapan, pembantu mempermudah usaha
mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu
alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa
suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran
adalah berupa globe, papan tulis, kapur tulis, gambar, diagram, slide, video,
dan sebagainya.
f. Sumber Belajar
Sumber belajar
sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana, misalnya disekolah,
halaman, pusat kota, pedesaan, dan sebagainya.
Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut,
tergantung pada kreativitas
guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya.
E. Masalah Guru
Setiap guru
mempunyai tanggung jawab mutlak untuk menciptakan dan mengarahkan keterlibatan
setiap siswanya dalam kegiatan proses belajar untuk mencapai kematangan tertentu
yang berdasarkan tujuan pengajaran yang hendak dicapainya, untuk itu sudah
barang tentu seorang guru harus memiliki dedikasi. seorang guru harus
ditunjukkan dengan penguasaan kemampuan dasar seorang guru, antara lain :
a. Seorang guru
itu harus mengenal setiap siswa yang di didiknya.
Pengenalan
terhadap siswa itu tidak hanya didasarkan pada sifat-sifat umumnya dan
kebutuhan pada umumnya dimiliki oleh setiap siswa, atau bukan mengenal
cara-cara siswa pada umumnya belajar, tetapi harus peka dan mengetahui secara
khusus sifat, kebutuhan, minat, pribadi serta aspirai setiap siswa itu.
b. Seorang guru harus
memiliki kecakapan memberi bimbingan.
Mengajar pada prinsipnya
adalah membimbing siswa agar siswa dapat melakukan kegiatan secara optimal.
Keberartian bimbingan yang diberikan guru banyak tergantung pada kapasitas
kemampuan intelektual dan pengetahuan guru, juga pengetahuan untuk mengetahui
tingkatan-tingkatan dari setiap anak didiknya, baik perkembangan dibidang
emosi, dibidang minat dan kecakapan-kecakapan khusus. Dengan mengetahui
tingkatan-tingkatan perkembangan siswa, seorang guru dapat menyusun rencana dan
kebijakan atas dasar pengetahuan itu, sehingga siswa-siswanya benar-benar
mengalami pendidikan yang menyeluruh.
c. Seorang guru harus
mengetahui dan mengerti tujuan pendidikan nasional.
Pengetahuan tentang
tujuan pendidikan nasional mutlak bagi setiap guru, seorang guru harus mampu
memahami dan menjabarkan arah dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan dan khususnya
pembangunan pendidikan. Hal ini memudahkan guru untuk menyiapkan
kebutuhan-kebutuhan kecakapan siswanya sebagaimana yang dikehendaki oleh
kebutuhan pembangunan.
d. Seorang guru harus
memiliki pengetahuan utuh dan mengenai ilmu yang diajarkan.
Tugas guru yang utama,
tentunya men transfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Diantara ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari seorang guru akan menjadi bekal anak didik
usaha dan untuk kemajuan hidup yang nyata dari suatu masyarakat atau individu.
Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seorang guru, untuk memiliki ilmu yang
diajarkannya.
Kemampuan dasar seorang
guru ini harus benar-benar kelihatan nya dalam praktek pengajar. Hal ini
disebabkan dalam kenyataan, guru menjadi sumber belajar yang paling utama. Guru
berperan sebagai sumber informasi dan penyampaian informasi.
F. Perasaan dan Emosi Siswa
Belajar merupakan
proses yang aktif, sehingga seandainya siswa tidak turut serta dalam berbagai
kegiatan belajar sebagai suatu tanggapan (respon) siswa terhadap stimulus guru,
tidak mungkin sisa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Dengan kata
lain, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar menjadi syarat mutlak untuk
mencapai hasil belajar yang dikehendaki itu. Partisipasi siswa ini, tentunya
sangat tergantung pada bagaimana seorang guru mampu membangkitkan dan
merangsang suasana hati atau perasaan dan emosi siswa tertantang melakukan
kegiatan belaja.
Perasaan dan
emosi siswa ini, tentunya sangat terpengaruh pada sikap, penampilan guru ketika
mengajar dan cara-cara guru mengajar serta cara-cara guru berkomunikasi pada
setiap anak didik. Sebagai gambaran dari hasil penelitian pelajar dan mahasiswa
yang dilakukan Prof. Dr. winarmno Surakhmad, M.Sc. Ed dalam bukunya “Metode
Pengajaran Nasional” menyimpulkan guru yang paling disukai yaitu guru :
1. Bersikap ramah dan
bersedia memahami setiap orang
2. Bersikap sabar dan suka
membantu, memberi perasaan tenang
3. Adil dan tidak memihak,
tegas
4. Cerdas dan mempunyai
minat yang berbagai ragam (Luas)
5. Memiliki rasa humor dan
kesegaran pergaulan
6. Memperhatikan tingkah
laku dan lahiriah yang menarik.
TUJUAN KHUSUS PENGAJARAN MATEMATIKA DALAM KURIKULUM SMA
Perencanaan dan
pengembangan kurikulum merupakan suatu pekerjaan yang memerlukan tekat mendalam
dari konvrehensif untuk memenuhi syarat kelayakan. Dinamika perkembangan bangsa
Indonesia dewasa ini, menuntun bahwa perkembnagan kurikulum perlu memperhatikan
isu-isu mutakhir dalam bidang pendidikan, persoalan-persoalan yang muncul
dilapangan, variasi sekolah, tenaga kependidikan, minat dan kemampuan siswa.
Serta tuntutan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
pendidikan formal kurikulum merupakan salah satu aspek yang penting dalam
pengajaran, karena pengajaran berpangkal padanya. Antara pengajaran dan
kurikulum terdapat hubungan yang cukup erat sehingga tidak dapat terpisahkan
satu sama lain.
Dalam kurikulum terangkum pula pengajaran yang menentukan kemana
dan bagaiman seorang anak didik diarahkan dalam perkembangan segenap
potensinya.
Kurikulum matematika
yang disusun harus ditangani oleh guru-guru yang memiliki kompetensi, karena
pelaksanaan kurikulum sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilan seorang
guru. Segala usaha dikerahkan guru agar siswa berhasil menguasai pengetahuan
dan keterampilan matematika untuk dapat memecahkan masalah-masalah matematika
itu sendiri maupun yang berhubungan dengan ilmu yang lain.
Tujuan
mempelajari matematika yang dikemukakan oleh Andi Hakim Nasution yaitu sebagai
berikut:
- Matematika dapat digunakan untuk mengetahui gejala-gejala alam.
- Dengan penggunaan metode matematika dapat diperhitungkan segala sesuatu dalam pengambilan keputusan.
- Matematika penting sebagai sains untuk perkembangan budaya bangsa.
- Matematika dapat digunakan dalam lapangan kerja.
- Matematika dapat menyampaikan ide-ide secara benar, tepat, dan jelas kepada orang lain.
Tujuan khusus
pengajaran matematika SMA dan MA adalah agar siswa memiliki kemampuan yang
dapat digunakan melalui kegiatan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi serta mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan
dan perluasan dari SD dan SMP yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan mempunyai pandangan dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan
disiplin serta menghargai kegiatan matematika.
Di samping
kurikulum keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari persiapan
peserta didik dan tenaga pengajar dibidangnya, dan keberhasilan tersebut
terjadi apabila ada sesuatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.
Dengan kata lain,
supaya tujuan pengajaran matematika itu tercapai maka semua komponen-komponen
yang ada didalamnya harus diorganisir sedemikian rupa sehingga antara
komponen-komponen tersebut dapat bekerja sama dengan harmonis. Oleh karena itu
mengembangkan suatu sistem pembelajaran, guru tidak boleh hanya memperhatikan
bahwa sesungguhnya pengajaran itu adalah sebagai suatu sistem.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus